Pengertian Divestasi – Penurunan jenis aset tertentu, baik keuangan atau komoditas, juga dapat dikaitkan dengan penjualan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan. Ini kebalikan dari berinvestasi dalam aset yang baru.
Meskipun pelecikan, gender tidak diketahui dapat dikurangi dalam aset orang atau perusahaan yang dimiliki. Tetapi tidak harus menanggalkan pakaian, seseorang atau perusahaan mengalami bangkrut ataupun dalam kerugian.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Pengertian Divestasi. Untuk ulasan selengkapnya, yuukk… Simak sebagai berikut.
Apa yang dimaksud dengan Divestasi ?
Pengertian Divestasi merupakan adanya suatu kebalikan dari adanya suatu investasi. Investasi didefinisikan dengan suatu manfaat tambahan dari seseorang atau perusahaan yang berharap menghasilkan sebuah laba.
Meskipun pelecikan mungkin jenis kelamin tidak diketahui, itu berkurang dalam aset orang atau perusahaan. Akan tetapi, jangan divestasi yakni berarti seseorang atau perusahaan telah mengalami kerugian atau kebangkrutan.
Penjualan atau divestasi ialah adanya suatu pengurangan jenis aset tertentu dalam bentuk dana atau barang dan penjualan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan. Ini merupakan kebalikan dari berinvestasi dalam aset baru.
Karena survei juga dapat bertujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi orang atau perusahaan. Misalnya, jika ada orang yang berinvestasi dalam saham yang dijual oleh kepala harga saham yang tumbuh. Pengurangan meningkatkan pendapatan investor.
Proses dan Metode Divestasi
Beberapa dalam suatu perusahaan yakni dapat menggunakan kecanggihan teknologi untuk memfasilitasi pemecahan proses yang dijalankan di beberapa bagian.
Ini menerbitkan informasi tentang departemen untuk dijual di situs web resmi dan dapat dilihat dengan suatu perusahaan lain yang ingin membeli aset.
Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan showroom online dengan departemen untuk dijual. Pembuangan dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Penjualan
Gangguan paling umum adalah menjual divisi, segmen, unit bisnis, atau kelompok aset ke perusahaan lain. Pembeli biasanya (tetapi tidak selalu) membayar tunai. Adanya beberapa alasan mengapa dalam sebuah metode penjualan yakni merupakan opsi saat peluncuran, metode tersebut diantaranya ialah sebagai berikut:
- Penjualan aset yakni dapat melindungi terhadap akuisisi yang tidak menguntungkan.
- Penjualan aset yakni dapat menawarkan uang tunai ke uang tunai.
b. Carve-Out
Carve-out ini akan mengubah perusahaan induk menjadi unit yang terpisah dan menjual saham kepada publik. Sebagian besar pemegang saham perusahaan memegang saham mayoritas di perusahaan baru.
c. Spin-Off
Ketika spin-off terjadi, dengan adanya suatu perusahaan induk mengubah divisi menjadi unit yang terpisah dan mendistribusikan anak perusahaan kepada pemegang saham perusahaan induk. Spin-off berbeda dari penjualan karena dua alasan, diantaranya ialah sebagai berikut:
- Perusahaan induk tidak dapat mendapatkan uang dari ronde tersebut.
- Pemegang saham asli dari suatu divisi terpisah sama dengan pemegang saham induk.
d. Tracking Stock
Perusahaan induk perusahaan mencari stok untuk “melacak” kinerja area bisnis tertentu. Misalnya, jika Anda mencari saham yang membayar dividen, dan adanya suatu jumlah terhadap dividen tergantung dengan kinerja divisi.
Divisi yang mempunyai suatu saham track tetap menjadi bagian dari perusahaan induk, meskipun saham tersebut dijual secara terpisah ke perusahaan induk.
Dampak Divestasi Terhadap Kinerja Perusahaan
Terdapat berbagai dampak atau pengaruh dalam divestasi ini, diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Perusahaan Menerima Kas Hasil Divestasi (Dampak Jangka Pendek)
Perusahaan yang menolak aset ini cenderung menghabiskan banyak uang. Uang dari penjualan aset kemudian dicatat dalam laporan keuangan tahunan, yang termasuk dalam laporan laba rugi.
Aset biasanya dijual ke akun penjualan lain, yang meningkatkan laba bersih Anda. Selain itu, arus kas dari aktivitas investasi dengan pengiriman tunai hasil penjualan adalah positif.
b. Perusahaan Kehilangan Potensi Pendapatan (Dampak Jangka Panjang)
Dampak jangka panjang perusahaan adalah bahwa ia akan kehilangan potensi pendapatan di masa depan setelah penjualan, meskipun perusahaan menghasilkan uang dari penjualan dan hutang perusahaan.
Contohnya, EXCL tidak dapat memperoleh untung dari menyewa menara ke maskapai lain, AISA tidak dapat menghasilkan untung dari bisnis kantor, atau UNVR tidak dapat menikmati hasil dari penjualan Blue Band.
c. Rebalancing Pada Neraca Keuangan
Ketika sebuah perusahaan menerobos bisnis, perusahaan juga “memberikan” sebagian dari nilai aset kepada perusahaan yang membeli bisnis, mengurangi aset.
Di sisi lain, hutang yang dibawa oleh perusahaan juga “ditransfer” ke perusahaan yang mengakuisisi, kecuali kontrak antara kedua pihak tidak mengandung ketentuan kontrak yang berbeda.
Baca Juga :
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Pengertian Divestasi. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semuanya.